2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 4 dari 5

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 4 dari 5
SEHARI DI KL DAN PERJALANAN DARAT KE SINGAPURA, TERTAHAN DI IMIGRASI SINGAPURA

Tahun Baru 1 Januari 2016 adalah hari Jumat, jadi rencana hari ini bergantung pada akan sholat Jumat dimana. Pagi hari setelah sarapan di Foodcourt di bawah Mall Berjaya Time Square kita berencana pergi ke Pasar Seni dan China Town. Dari sana kita akan mencari Masjid untuk Sholat Jumat. Kita naik taxi dari depan hotel, 1 taxi ber-5 karena ada taxi dengan 7 seat. Pasar Seni cukup menyenangkan untuk dilihat, tapi kita tidak ada keperluan belanja, sehingga langsung lanjut berjalan kaki ke China Town yang juga ramai tapi tidak menarik untuk belanja. Lalu masalah timbul ketika mencari Masjid. Kalau lihat di peta turis yang kita bawa,ada 2 masjid besar di dekat situ yaitu Masjid Jamek dan Masjid Negara, tapi sesungguhnya jaraknya jauh untuk ditempuh berjalan kaki.


Akhirnya kita menyetop taxi di pinggir jalan dan minta diantar kembali ke hotel, dan kita akan turun di Masjid Al Bukhary yang terletak di samping hotel Berjaya Time Square. Karena jaraknya tidak terlalu jauh, maka kita tiba di Masjid terlalu awal, sehingga menunggu sekitar 1.5 jam sampai waktu Sholat Jumat. Waktu tunggu yang lama itu membuat saya sendirian, karena anak saya cowok semua. Daripada kembali ke hotel, saya naik ke jembatan di depan Masjid yang ternyata adalah stasiun Monorail. Jadi tanpa direncanakan saya bisa naik Monorail muter kota Kuala Lumpur dengan biaya murah. Saya beli tiket ke stasiun yang paling jauh, yaitu stasiun Titi Wangsa, dan kembali lagi ke stasiun Hang Tuah tempat saya naik. Lumayan menyenangkan dan seru karena bertualang sendiri, sambil membatin, "masak sudah sampai Kuala Lumpur 3 kali belum pernah naik Monorail-nya. Kan di Jakarta belum ada".


Setelah naik Monorail saya masih menunggu cukup lama di pinggir Masjid yang kini sudah ramai dengan berbagai penjual kaki lima yang tadi saat tiba belum ada. Saya beli rujak buah yang segar yang ditusuk lidi. Setelah sholat anak-anak minta makan siang dan kita berencana pergi ke Mall lain. Saya ajak anak-anak naik Monorail dan turun di stasiun Bukit Bintang, sehingga kita bisa ke Mall Pavilion atau Sungai Weng yang katanya lebih bagus dari Mall Berjaya Time Square. Di Mall Pavilion kita makan siang di foodcourt dan cuci mata sebentar.

rujak buah segar ditusuk lidi, RM 1 berarti kurang dari Rp. 4.000,-


Saat sudah lelah dan puas jalan-jalan kita kembali ke hotel untuk mencoba arena bowling-nya, yang katanya salah satu yang terbesar di Asia. Tapi karena hari libur nasional, kita waiting list ke-15. Terlalu lama menunggu, kita putuskan untuk berenang saja di kolam renang hotel yang membentang di antara 2 tower hotel. Lumayan menyegarkan dan membuat istirahat malam ini menjadi lelap karena lelah main air. Bahkan untuk makan malam, kita memanggil room service saking lelahnya.


Keesokannya kita sudah dijemput oleh mobil sewaan untuk berangkat ke Singapura. Supir yang mengantar bertanya kenapa menyewa Van, bukan mobil biasa? Lah memangnya kenapa? ternyata katanya kalau naik mobil biasa yang 7 seat, kita tidak perlu turun di checkpoint imigrasi, sedangkan bila naik Van, maka dianggap sebagai mini-bus sehingga penumpang harus turun. Wah ini pengetahuan baru. Memang agak repot ternyata, ketika sampai di imigrasi kita harus turun dan membawa koper yang ada di mobil. Jadi bila mau menyewa mobil untuk perjalanan menyeberang border, pastikan sewa-nya mobil pribadi, bukan Van atau Bus.

Check out dari Berjaya Time Square, menuju Singapura jalan darat

Keluar dari imigrasi di Johor Baru, kita tidak menghadapi kendala berarti, namun masuk ke Singapura ada 2 masalah timbul. Pertama si Papi tertahan disaat pemeriksaan barang, karena membawa 2 kotak rokok yang kotaknya belum dibuka. Hanya 2 kotak bukan 2 doos, dan ini ternyata tidak boleh. Jadi si Papi diharuskan membayar denda tax sebesar $6.8 atau sekitar 65ribu rupiah. Setelah papi beres, kita menunggu di pintu luar imigrasi dan Mas Koko si Sulung tidak keluar-keluar. Sampai lebih dari 1 jam. Rasa cemas dan khawatir menghinggapi kami, namun mas Koko tidak bisa ditelpon. Ternyata dia termasuk dalam random check untuk pemeriksaan lanjutan di kantor Imigrasi. Pemeriksaannya ternyata hanya interview sekitar 5 menit, tentang tujuan ke Singapura dengan siapa dan sebagainya. Tapi antrinya yang lama sekali dan dilarang menggunakan handphone. Apa ya kira-kira yang membuat imigrasi Singapura begitu berhati-hati? Apa iya karena si sulung berwajah intelektual garis keras sehingga harus diperiksa sedemikian mendalam? Kejadian ini sempat mengecilkan hati, terutama karena kita sudah lapar dan tertahan hampir 2 jam di imigrasi.

Tetapi kekalutan saat memasuki Singapura terbayar ketika kita check-in di hotel Carlton. Hotel ini bagus sekali dan penerimaan saat check-in benar-benar rapih dan menyenangkan. Sangat terasa bedanya dengan hotel bintang 5 di Malaysia yang baru kita tinggalkan, padahal hotel Carlton hanya bintang 4. Kamar hotelnya juga bagus dan luas sekali, amenities dan linen-nya seperti masih baru dan bersih. Kita berlama-lama istirahat di kamar, baru kemudian mencari makan di Raffles City Mall yang ada di seberang hotel. Di depan hotel juga terdapat kompleks CHIJMES yang merupakan halaman gereja yang dijadikan kompleks restaurant eksklusif. Kali ini pilihan hotel yang terakhir dalam trip ini sungguh memuaskan.


Walau beberapa kali ke Singapura, namun kawasan sekitar hotel ini belum pernah kami datangi, jadi dengan berjalan kaki kita memutari kawasan ini dan ternyata tau-tau tiba di pasar Bugis yang sudah familiar. Memang lebih banyak bangunan yang bagus di sekitar hotel ini seperti National Library, Singapore Art Museum, Raffles Hotel yang bergaya kolonial. Sungguh kawasan yang menyenangkan....


Malam ini istirahat berkualitas, besok kita akan piknik ke Jurong Bird Park.. Lanjutan ceritanya ada di 2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 5 dari 5

@4t1d









Tidak ada komentar:

Posting Komentar