2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 2 dari 5

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 2 dari 5
SEHARI DI MALAKA KOTA BUDAYA WARISAN DUNIA

Kita memilih kota Malaka sebagai tujuan pertama di trip kali ini karena jaraknya yang hanya 150-an km dari KLIA, bandara di mana kita mendarat dari Jakarta. Jadi dengan mobil bisa ditempuh dalam tempo 2 jam. Kota ini dikenal sebagai kota budaya dan dinobatkan sebagai World Heritage Town oleh UNESCO pada tahun 2008, jadi pastinya ada banyak hal menarik yang bisa dilihat di sini.

Ketibaan atau Arrival Lounge di KLIA yang bersih luas dan nyaman

Kita tiba di Bandara KLIA pk. 11:45 dan supir jemputan dari mobil sewaan sudah tiba dan kita langsung menuju Malaka. Biaya sewa Van KLIA ke Malaka adalah RM400. Bila naik bus dan masih harus jalan ke terminal membawa koper dan tidak diantar sampai di depan hotel, biayanya rata-rata RM21,9 per orang atau RM109. Bila tak mau repot sewa van adalah pilihan yang nyaman, namun bila budget terbatas, maka naik bus-pun amat mudah. Letak Malaka adalah di sebelah Selatan arah tenggara dari Kuala Lumpur. Perjalanan melalui highway lancar dan tidak ada macet sedikitpun. Namun ketika memasuki kota, mulai terasa jalan menyempit dan traffic agak padat.

Karena letak Malaka ini di Selatan Kuala Lumpur, bila merencanakan roadtrip dari Malaysia ke Singapura, seharusnya bukan ke Malaka dulu karena nanti saat akan ke Singapore dari Kuala Lumpur kita akan melewati kota ini lagi. Jadi agar lebih efisien dan tidak bolak-balik rutenya lebih baik Kuala Lumpur - Malaka - Johor Bahru - Singapura, atau sebaliknya. Ini apabila tidak ke negara bagian Malaysia lain-nya seperti Penang yang agak jauh di utara atau kota-kota lainnya.


Letak hotel kita, Hotel Sterling Boutique Hotel, agak di luar area berbangunan merah, tetapi masih sangat dekat dengan Sungai Melaka. Patokan ini penting karena hampir semua yang menarik di Malaka berpusat di tepi sungai ini, untuk menuju pusat kota hanya perlu 5 menit jalan kaki. Untuk berlibur di Malaka apabila hanya 1 hari, tidak perlu sewa mobil. Hampir semua tempat bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Orientasi arah juga tidak membingungkan karena saya berpatokan pada Sungai Malaka. Pusat budaya di sini adalah di area STADHUYST yang ditandai dengan bangunan tua berwarna merah. Di depan gedung tua yang katanya bekas pengadilan ini, terdapat area yang cukup luas dengan kolam air mancur. Area seperti ini di kota-kota lain dikenal sebagai alun-alun.

Sungai Malaka sebagai pusat nadi kota sejak jaman dulu hingga kini

Setelah makan siang di restoran India yang ada di persimpangan jalan utama dengan beralaskan daun pisang dan porsi yang luarbiasa besarnya, kita mulai perjalanan menyusuri pusat kota Malaka. Ohiya makan besar ber-5 di restoran India itu hanya RM71 atas sekitar 255ribu rupiah termasuk minum. Pemandangan kota di sekitar sungai indah dan bersih, ada beberapa pilihan museum tersebar di beberapa tempat, menyimpan sejarah percampuran budaya Portugis, Melayu, Cina, Inggris dan Belanda yang terasa kental di setiap sudut kota.


Tempat-tempat yang kami kunjungi dalam sekali putaran berjalan santai adalah Gedung Stadhuys, Christ Church, Victoria Fountain, St Paul's Hill yang ada di satu lokasi yang dikenal dengan nama Red Square, menyeberang sedikit ke arah utara kita menemui Maritime Museum, Kapal Tua yang seperti karam di tengah kota, Kincir Air besar dan lokasi Fort Malaka dengan meriam-meriam kuno-nya. Terus sedikit seharusnya kita naik ke menara Taming Sari untuk melihat seluruh kota dari ketinggian, tapi karena cuaca panas menyengat siang itu, kita memilih menaiki kapal untuk menyusuri Sungai Melaka dan melihat-lihat jajaran gedung, cafe, restaurant, hotel, yang berjejer sepanjang sungai yang bersih. Naik kapal ini biayanya cukup mahal RM170 untuk ber-5, jadi seorangnya harus mengeluarkan uang sekitar 125ribu rupiah.


Setelah mengarungi Sungai Melaka, kita menuju Jonker Walk yang terkenal dengan toko-toko dan restoran sepanjang jalan, kiri dan kanan. Suasananya ramai dan banyak turis antri membeli es cendol atau es apa saja untuk menyegarkan cuaca yang panas. Di sini kita disarankan untukk mencari makan, namun khawatir kehalalan-nya, kita kembali saja ke hotel. Untuk makan malam kita berjalan kaki ke Satay Celup A Famosa yang direkomendasikan di beberapa catatan perjalanan ke Malaka. Jaraknya ternyata dekat sekali dengan hotel. Restorannya kecil dan terbuka, sate-nya tidak dibakar, tetapi dicelup di kuah bumbu yang dimasak di tengah meja, seperti steamboat. Rasanya tidak istimewa dan tidak disediakan nasi, jadi kita makan banyaak sekali segala jenis bakso, dimsum, pangsit, somay dan segala rupa tusukan. Karena lapar sampai lupa diphoto.


Perjalanan sehari di Malaka berakhir sebelum tengah malam, di area hotel kami sudah sepi pada jam 10 malam, karena bukan area yang hidup di malam hari, namum konon di Jonker Walk yang kita lewati sore tadi, kehidupan malam baru terbit di sana. Kita lebih memilih tidur nikmat di kamar hotel yang nyaman dan luas, karena besok pagi kita akan melanjutkan trip ke Kuala Lumpur untuk tahun baruan.... yeaaay....

Lanjutan ceritanya di 2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 3 dari 5...

@4t1d




Tidak ada komentar:

Posting Komentar