iseng-iseng ke Singapura

Maret 2011
Wahahaha.. Judulnya seolah-olah amat ya.. Padahal jalan-jalan ke luar negeri aja masih jarang banget. Maksudnya iseng-iseng, karena kali ini jalan-jalan bukan yang direncanakan jauh-jauh hari, semata karena iseng, kebetulan ada waktu luang dan sedikit rezeki. Harga tiket  rupanya sedang gila-gilaan murahnya. Hanya $ 20 buat seorang untuk berangkat saat weekend, dan pulangnya agak sedikit lebih mahal. Itupun setelah membandingkan antara Air Asia, Tigerairs dan Jet Star.

Setelah set dapat tanggal dan waktu penerbangan yang oke, jumat ke minggu, kita tinggal mencari hotel murah. Lewat www.hotels.com kita bisa dapat hotel murah, yaitu Chopthrone Orchid Hotel di daerah Bukit Timah. Lumayan karena tarif-nya tidak sampai 700 ribu semalam. Walaupun dari review di website tidak ada yang istimewa dari hotel ini selain murah. Tadinya kita hanya rencana pergi berdua, pada tgl 18 Maret, namun karena saking murahnya tariff yang kita dapat akhirnya 4 orang ikut dengan kami dengan flight yang berbeda, namun mem-booking hotel yang sama. Suami-ku kebetulan juga harus berangkat lebih awal sehingga booking-an kita tadinya mau dimajukan ke tgl 17, namun ternyata biaya mengubah tgl keberangkatan lebih mahal dari harga tiket yang sudah kita bayar, jadi suami memutuskan untuk membeli tiket baru dan terpaksa bookingan tiket-nya dibiarkan hangus. Akhirnya suami-ku berangkat tgl 17 dan aku berangkat sendiri tgl 18.

Flight-ku ter-schedule pk. 06.30 jadi pk. 4 pagi sudah harus berangkat ke bandara Soetta terminal 2. Ternyata urusan check in Jetstar juga simple dan nyaman, layaknya airlines pada umum-nya. Karena semua cepat dan lancar, jadi saya masih sempat sholat subuh di mushola sebelum masuk di area boarding. Ketika boarding ke pesawat urusan saya berjalan lancar, namun ada beberapa penumpang yang membawa tas agak besar untuk masuk ke kabin, tiba-tiba barang-barangnya mesti diubah ke bagasi, dengan alasan jumlah penumpang penuh, jadi dikhawatirkan jumlah barang di kabin terlalu banyak. Untung saya hanya bawa tas kecil satu dan tas jinjing yang simple. Selebihnya perjalanan lancar sampai tiba di terminal 2 Changi. Walau sudah agak lama saya tidak ke terminal Changi, namun suasananya masih tetap sama seperti beberapa waktu lalu, bersih, nyaman, luas dan dingin. Saya naik taxi langsung menuju hotel di Bukit Timah. Oleh karena memesan hotel hanya semata lewat photo-2 di website, ternyata hotel ini amat sangat sederhana walaupun luas dan jumlah kamarnya sangat banyak.
Namanya juga perjalanan iseng, jadi saya tidak punya agenda apa-apa, sehingga pagi ini kita hanya cari makan di pusat kota. Kita pergi ke Orchard dan mencari makan pertama di “must come food court” yaitu Food Court Asia di Lucky Plaza. Keramaian yang khas dan aroma makanan yang mengundang membuat tempat makan ini menjadi Singapura sekali. Jadi kita makan ala Singaporean pula, cepat dan efisien… setelah itu segera dilanjutkan dengan browsing di seputaran Orchard di mall-mall-nya yang luas dan saling sambung menyambung. Sampai puas kita mengitari toko buku Borders dan Kinokuniya, dan teman memborong 2 box komik untuk koleksi-nya, baru kita pulang ke hotel untuk istirahat.



Sore, ketika perut sudah minta di isi kita pergi ke pusat kota lagi, kali ini teman-teman suami ingin makan Bakuteh, dan karena rayuan supir taxi kita pergi ke daerah agak jauh, ntah apa namanya, namun agaknya dekat area pelabuhan. Agak menyesal karena menurut teman-teman rasanya tidak seperti yang diharapkan. Saya mana tau, tidak ikut makan.. (hehe..). Lagipula karena restoran ini tidak terletak di pusat perbelanjaan ketika mau pulang kita agak sulit mendapatkan taxi di area jalan yang lalulintasnya rata-2 melaju kencang. Karena kesulitan akhirnya kita berjalan ke arah gedung yang agak tinggi, mencari arah dengan membaca peta rute di halte bus, dan ternyata bus yang sekiranya menuju daerah Orchard pas lewat, dan kita memutuskan untuk naik saja, agar bisa tiba di daerah yang kita kenal, baru dari sana mencari taxi untuk melanjutkan perjalanan. Ternyata naik bus di Singapura sangat menyenangkan dan murah.

Malam ini kita lanjutkan ke Casino Marina Bay Sands di area smoking di lantai 2. Tempat permainan judi yang sedemikian luas dengan langit-langit yang amat tinggi menyebabkan udara di arena ini sangat nyaman dan tidak terasa sesak. Meja permainan juga beragam dan sepertinya memenuhi kebutuhan para pemain. Minuman gratis juga mengalir dan di antar ke tempat para pemain. Pengunjung juga amat sangat beragam kebangsaannya, sebagian besar berdandan kasual dan tidak resmi. Semua tampak menikmati malam yang beranjak larut. Oleh karena saya tidak mengerti bermain judi, maka saya dan teman-teman mengitari area mall dan berakhir di patio di luar yang mengarah ke danau atau teluk dimana wujud kota Singapore di seberang sana tampak berkelip-kelip cahayanya. Indah dan tenang. Ketika jam menunjukkan pk 12:00 ternyata di perairan ada laser show dengan tatanan lampu dan music yang indah. Wah rejeki bagi kita yang kebetulan ada di situ, karena tidak semua orang tau ada show spektakuler seperti ini.

Keesokannya acara lanjut putar-putar kota Singapura. Kita tidak pergi ke Sentosa dan Univeral Studio karena pertimbangan waktu dan jarak mengingat kita baru pulang dari Marina Bay pagi hari menjelang terang. Sehingga hari ini mesti lebih santai. Setelah makan siang di foodcourt Takasimaya kita menyebar untuk acara shopping. Untung tidak dibatasi waktu jadi shopping jadi puas dan semua yang perlu dibeli kita dapatkan dengan harga sale dan suasana belanja yang santai. Malam menjelang sore baru kita berkumpul lagi untuk sama-sama menuju ke Casino Marina Bay Sands lagi. Keuntungan pergi ke tempat yang sama dalam hari yang berturut-turut maka yang kemarin baru dilihat-lihat, hari ini jadi firm membelinya.

Akhirnya perjalanan berakhir di hari ketiga, walau tidak banyak yang dikunjungi namun sejenak break yang terjadi sungguh melepaskan penat dan menyenangkan. Ternyata main-main ke Singapura sangat simple dan bisa jadi alternative yang lebih murah dan exciting ketimbang perjalanan domestic yang tiket pesawatnya relative lebih mahal dengan airlines milik bangsa sendiri sekalipun.

Kita pulang pukul 12 siang, menukar GST dulu di bandara dan menghabiskan waktu dengan belanja oleh-oleh kecil di pertokoan di bandara Changi. Sampai di Jakarta pada hari Minggu dan tidak bertemu dengan kemacetan. Perjalanan singkat iseng yang benar-benar menyenangkan.