2016 : MARINA BAY SANDS, A WISH COMES TRUE

2016 : MARINA BAY SANDS, A WISH COMES TRUE

Pergi ke Singapura dan menginap di Marina Bay Sands,  adalah sebuah kemewahan yang luar biasa,  karena biasanya bila ke Singapura kami memilih hotel budget atau setidaknya yang rate nya separuh bahkan sepertiga dari rate resmi MBS yang sekitar 4-5juta-an per malam. 

Namun kali ini,  segala kemewahan dimudahkan dalam trip honeymoon merayakan ulang tahun perkawinan kami ke-20 tahun ini...  Suatu perayaan atas rasa syukur untuk cinta yang indah ini.  Kami pergi hanya berdua saja,  tepat di hari Jumat 18 Maret 2016. Penerbangan kali ini, kami memilih Singapore Airlines karena mendapatkan harga yang lebih baik, bahkan dari harga Garuda.  Dan untuk penginapan di MBS kami memakai rate khusus bagi member Marina Bay Sands rewards.  Membership ini kita dapat dari kartu member Casino. Untuk mendapatkan reward atau penawaran khusus caranya mudah sekali, hanya perlu setiap kali datang ke Casino kita men-swipe kartu seperti orang yang melakukan absensi..  As simple as that.

Penawaran khusus kali ini sangat spesial karena biaya menginap per malam hanya $99 dari harga normal biasanya berkisar $400 - $499.  Luar biasa. Biasanya email penawaran yang kami terima hanya discount 10% atau paling jauh menjadi $299. Tetapi kali ini discountnya besar sekali, dan bahkan harganya jadi lebih murah dari hotel-hotel yang biasa kita inapi. Jadi jangan sampai di sia-siakan dong? 

entrace tower 1 yang dekat sekali ke bagian lain dari Marina Bay Sands, ke shopping mall, casino dan statiun MRT

Ternyata MBS benar seperti yang dibayangkan,  mewah dan menyenangkan.  Bookingan yang kita lakukan hampir 3 bulan sebelum keberangkatan  adalah untuk kamar deluxe di tower 3, namun saat check in, kita minta smoking room dan adanya di tower 1 dengan tambahan $35 per malam.  Tentu saja kita ambil karena konon kamar di tower 1 lebih luas dan bagus.  Letaknya juga paling dekat ke pintu turun ke shopping mall atau pun ke casino. 

kamar deluxe room dengan balcony, menjadikannya smoking room mewah dan tidak bau rokok

Setiap kunci kamar di MBS entitled untuk masuk ke Infinity pool di lantai paling atas dan sangat terkenal itu.  Jadi pool ini hanya diperuntukkan untuk tamu hotel dan satu kunci hanya berlaku untuk satu orang.  Jangan coba-coba untuk masuk tanpa kunci kamar, karena untuk masuk harus men-tap gerbang masuk ke kolam dan tiap entry dijaga dua orang satpam. Kenyataannya pool yang luas ini tetaplah sangat ramai dan padat.  Rupanya Infinity Pool tak pernah di sia-siakan oleh para tamu MBS.  Suasananya ramai dan penuh orang termasuk yang hanya datang untuk makan di jajaran resto yg eksklusif seperti Spago milik chef terkenal sejagat,  Wolfgang Puck, chef sekaliber Gordon Ramsay, yang restaurantnya ada di Lantai 1 MBS, Bread Street Kitchen.

Infinity pool hanya untuk tamu hotel, dengan jajaran resto eksklusif-nya, perfect getaway

Oiya, di pool ini lumayan banyak larangannya, tidak boleh berloncatan dan terlalu kepinggir, karena agak ngeri-ngeri gimana gitu rasanya berenang di ketinggian dan airnya seperti tak berbatas dengan langit. Bahkan kolam ini di-claim sebagai 'highest and largest pool in the world'. Letaknya di lantai 57, menyambung dari ke-3 tower MBS. Kita juga dilarang membawa makanan dari luar, bahkan petugas tega menegur anak kecil yang membawa makanan bayi, kue sponge dan potato chips di samping tempat saya begoleran...

One wish come true, to stay at Marina Bay Sands hotel, dan mau-nya sih ada rejeki untuk kembali lagi ke sini... Well, a wish is a wish, you never know what you will get... ! terima kasih banyak ya Allah SWT atas kesempatan indah ini.


@4t1d

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 5 dari 5

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 5 dari 5
JURONG BIRD PARK, SEHARIAN BAHAGIA DI HUTAN TROPIS MINI

Beberapa kali ke Singapura, kita belum pernah ke Jurong Bird Park maupun Singapore Zoo... karena katanya jauh dan yah begitulah... tapi hari ini kita berniat untuk ke sana. Mulanya niatnya mau ke sana naik MRT, rute-nya Green line EW 27 di Boon Lay, dari turun MRT masih harus naik bus no 194. Namun karena kita berangkat agak kesiangan, oleh si Papi yang tidak ikut dalam tour ini, kita disuruh naik taxi. Wah agak khawatir biayanya mahal. Ternyata biayanya $25. Berarti tidak terlalu jauh.

Tiket masuk Jurong Bird Park beneran mahal. Per orang biayanya $28, dan masih ditambah $5 untuk tram di dalam park, bila tidak mau capek jalan. Namun membayar segini sudah bisa masuk ke semua wahana, termasuk menonton pertunjukkan yang diselenggarakan berkala setiap harinya. Bila memesan online harga tiketnya lebih murah $2. Jadi bila sudah dipastikan jadwal kunjungan, sebaiknya beli online.

Selamat datang di Jurong Bird Park, benar-benar asri dan hijau, tapi rapih dan bersih

Park-nya sendiri sejak tiba di depan sampai di dalam sangat ramah dan menyenangkan. Ada ratusan species burung-burung dan bahkan beberapa bisa kita dekati dan tidak berada dalam kurungan. Ada air terjun buatan, jalan setapak untuk melihat burung dari platform yang tinggi, dan beberapa tempat penjualan snack dan minuman. Yang pasti penggunaan Tram membuat kita tidak cepat lelah, karena ada 3 pemberhentian dimana kita bisa hop in hop out, sejauh sudah membayar di depan.

Atraksi pertunjukkan juga sangat menghibur, terutama pertunjukan HIGH FLYER SHOW yang jangan sampai dilewatkan. Pertunjukkan berlangsung di Pool Amphitheatre pada pukul 11:00 dan 15:00. Selanjutnya pertunjukan KING OF THE SKIES SHOW yang berada di Hawk Arena dijadwalkan pukul 10:00 dan 16:00. Oleh karena kita kurang informasi mengenai show-show ini, maka kita kelewatan show yang pertama jam 10:00, jadi anak-anak minta kita menunggu sampai show yang pk 16:00. Rencana awal hanya setengah hari di park ini, jadinya sampai sore. Pertunjukan High Flyer adalah pertunjukan berbagai burung yang bisa menari, bicara, berhitung, dan bernyanyi. Sedangkan pertunjukkan King of the Skies adalah pertunjukan burung pemangsa jenis elang, burung hantu dan vulture yang lebih seram dan mengandalkan kecepatan.


Selain ke-2 pertunjukan itu ada acara memberi makan burung di Lory Loft yang gratis, hanya perlu membeli makanan dan wadah air seharga $3, Ada juga acara makan dengann burung, atau Lunch with Parrots yang lebih spesial di Songbird Terrace, yaitu performance special dari si burung Macau yang seperti di film Rio. yang berlangsung pk. 12.30 - 14:00 dengan menu Buffet dan setengah jam pertunjukan burung. Namun biayanya $25 per orang. Kita tidak ke sini, tapi kita "ngadem", mencari dingin AC di ruang Breeding dan Research Centre, tempat anak-anak burung yang baru lahir dibesarkan sampai siap untuk di lepas di alam bebas.


Saya pernah ke Taman Burung di Taman Mini Indonesia Indah atau Taman Safari, tapi kerapihan dan keindahan di Jurong Bird Park tidak ada lawan. Taman ini sudah "jadi" saking umurnya sudah sangat tua. Kebetulan di hari kita datang Jurong Bird Park sedang merayakan hari jadinya yang ke 45 tahun.
Karena ia diresmikan tahun 1971 dan bahkan burung yang ada di taman ini sejak hari diresmikannya juga diperkenalkan ke publik. Masing-masing burung yang ada di show diberi nama seperti manusia, dari Big John dan pasangannya, Rod Stewart dan Amigo yang bisa menyanyi lagu mandarin dan lagu negara kita Rasa Sayange...

Kita istirahat makan siang di restoran yang ada di main-hall. Ada 2 restoran yang cukup besar di area ini bersebelahan dengan toko souvenir yang menjual souvenir dengan barang-barang yang bermutu dan tidak asal buat. Kita baru pulang setelah pertunjukan elang usai hampir jam 5 sore. Ketika menuju pintu keluar, persis di depan ada petunjuk shuttle bus ke MRT station Pioneer (EW28). Wow betapa mudahnya, sampai di stasiun MRT kita tinggal membeli tiket one-way ke City Hall. Biayanya $2.4 per orang, jadi kita ber-4 hanya bayar $9.6, sementara tadi pagi bayar $25 naik taxi. Benar deh kemana-mana di Singapore lebih murah naik MRT, dan nikmatnya kita tiba tepat dengan waktu untuk cari makan malam. Langsung ke Foodcourt di Mall City Hall, dan berbagi cerita dengan si Papi di situ. Sehari yang menyenangkan.

sign naik shuttle gratis ke stasiun MRT di pintu keluar

Keesokan harinya adalah hari Senin, dan kita sudah bikin janji untuk memeriksa mata De Tito yang kita lakukan setahun sekali ke Dr. Leo Sei Wei di Rumah Sakit Mt Elizabeth. Perjanjian kita buat jam 9 pagi dan ternyata pasien-nya hari itu di hari pertama praktek di th 2016 sudah antri banyak sekali. Untung pemeriksaan tidak berlangsung lama, sehingga kita bisa segera kembali ke hotel untuk mengurus check out dan melanjutkan perjalanan dengan taxi ke Bandara.
Mari pulang, marilah pulang... trip akhir tahun yang lumayan panjang, padat tapi seru berakhir hari ini. Tomorrow is a whole brand new day... dengan usia baru... ! Happy birthday to me....


@4t1d


2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 4 dari 5

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 4 dari 5
SEHARI DI KL DAN PERJALANAN DARAT KE SINGAPURA, TERTAHAN DI IMIGRASI SINGAPURA

Tahun Baru 1 Januari 2016 adalah hari Jumat, jadi rencana hari ini bergantung pada akan sholat Jumat dimana. Pagi hari setelah sarapan di Foodcourt di bawah Mall Berjaya Time Square kita berencana pergi ke Pasar Seni dan China Town. Dari sana kita akan mencari Masjid untuk Sholat Jumat. Kita naik taxi dari depan hotel, 1 taxi ber-5 karena ada taxi dengan 7 seat. Pasar Seni cukup menyenangkan untuk dilihat, tapi kita tidak ada keperluan belanja, sehingga langsung lanjut berjalan kaki ke China Town yang juga ramai tapi tidak menarik untuk belanja. Lalu masalah timbul ketika mencari Masjid. Kalau lihat di peta turis yang kita bawa,ada 2 masjid besar di dekat situ yaitu Masjid Jamek dan Masjid Negara, tapi sesungguhnya jaraknya jauh untuk ditempuh berjalan kaki.


Akhirnya kita menyetop taxi di pinggir jalan dan minta diantar kembali ke hotel, dan kita akan turun di Masjid Al Bukhary yang terletak di samping hotel Berjaya Time Square. Karena jaraknya tidak terlalu jauh, maka kita tiba di Masjid terlalu awal, sehingga menunggu sekitar 1.5 jam sampai waktu Sholat Jumat. Waktu tunggu yang lama itu membuat saya sendirian, karena anak saya cowok semua. Daripada kembali ke hotel, saya naik ke jembatan di depan Masjid yang ternyata adalah stasiun Monorail. Jadi tanpa direncanakan saya bisa naik Monorail muter kota Kuala Lumpur dengan biaya murah. Saya beli tiket ke stasiun yang paling jauh, yaitu stasiun Titi Wangsa, dan kembali lagi ke stasiun Hang Tuah tempat saya naik. Lumayan menyenangkan dan seru karena bertualang sendiri, sambil membatin, "masak sudah sampai Kuala Lumpur 3 kali belum pernah naik Monorail-nya. Kan di Jakarta belum ada".


Setelah naik Monorail saya masih menunggu cukup lama di pinggir Masjid yang kini sudah ramai dengan berbagai penjual kaki lima yang tadi saat tiba belum ada. Saya beli rujak buah yang segar yang ditusuk lidi. Setelah sholat anak-anak minta makan siang dan kita berencana pergi ke Mall lain. Saya ajak anak-anak naik Monorail dan turun di stasiun Bukit Bintang, sehingga kita bisa ke Mall Pavilion atau Sungai Weng yang katanya lebih bagus dari Mall Berjaya Time Square. Di Mall Pavilion kita makan siang di foodcourt dan cuci mata sebentar.

rujak buah segar ditusuk lidi, RM 1 berarti kurang dari Rp. 4.000,-


Saat sudah lelah dan puas jalan-jalan kita kembali ke hotel untuk mencoba arena bowling-nya, yang katanya salah satu yang terbesar di Asia. Tapi karena hari libur nasional, kita waiting list ke-15. Terlalu lama menunggu, kita putuskan untuk berenang saja di kolam renang hotel yang membentang di antara 2 tower hotel. Lumayan menyegarkan dan membuat istirahat malam ini menjadi lelap karena lelah main air. Bahkan untuk makan malam, kita memanggil room service saking lelahnya.


Keesokannya kita sudah dijemput oleh mobil sewaan untuk berangkat ke Singapura. Supir yang mengantar bertanya kenapa menyewa Van, bukan mobil biasa? Lah memangnya kenapa? ternyata katanya kalau naik mobil biasa yang 7 seat, kita tidak perlu turun di checkpoint imigrasi, sedangkan bila naik Van, maka dianggap sebagai mini-bus sehingga penumpang harus turun. Wah ini pengetahuan baru. Memang agak repot ternyata, ketika sampai di imigrasi kita harus turun dan membawa koper yang ada di mobil. Jadi bila mau menyewa mobil untuk perjalanan menyeberang border, pastikan sewa-nya mobil pribadi, bukan Van atau Bus.

Check out dari Berjaya Time Square, menuju Singapura jalan darat

Keluar dari imigrasi di Johor Baru, kita tidak menghadapi kendala berarti, namun masuk ke Singapura ada 2 masalah timbul. Pertama si Papi tertahan disaat pemeriksaan barang, karena membawa 2 kotak rokok yang kotaknya belum dibuka. Hanya 2 kotak bukan 2 doos, dan ini ternyata tidak boleh. Jadi si Papi diharuskan membayar denda tax sebesar $6.8 atau sekitar 65ribu rupiah. Setelah papi beres, kita menunggu di pintu luar imigrasi dan Mas Koko si Sulung tidak keluar-keluar. Sampai lebih dari 1 jam. Rasa cemas dan khawatir menghinggapi kami, namun mas Koko tidak bisa ditelpon. Ternyata dia termasuk dalam random check untuk pemeriksaan lanjutan di kantor Imigrasi. Pemeriksaannya ternyata hanya interview sekitar 5 menit, tentang tujuan ke Singapura dengan siapa dan sebagainya. Tapi antrinya yang lama sekali dan dilarang menggunakan handphone. Apa ya kira-kira yang membuat imigrasi Singapura begitu berhati-hati? Apa iya karena si sulung berwajah intelektual garis keras sehingga harus diperiksa sedemikian mendalam? Kejadian ini sempat mengecilkan hati, terutama karena kita sudah lapar dan tertahan hampir 2 jam di imigrasi.

Tetapi kekalutan saat memasuki Singapura terbayar ketika kita check-in di hotel Carlton. Hotel ini bagus sekali dan penerimaan saat check-in benar-benar rapih dan menyenangkan. Sangat terasa bedanya dengan hotel bintang 5 di Malaysia yang baru kita tinggalkan, padahal hotel Carlton hanya bintang 4. Kamar hotelnya juga bagus dan luas sekali, amenities dan linen-nya seperti masih baru dan bersih. Kita berlama-lama istirahat di kamar, baru kemudian mencari makan di Raffles City Mall yang ada di seberang hotel. Di depan hotel juga terdapat kompleks CHIJMES yang merupakan halaman gereja yang dijadikan kompleks restaurant eksklusif. Kali ini pilihan hotel yang terakhir dalam trip ini sungguh memuaskan.


Walau beberapa kali ke Singapura, namun kawasan sekitar hotel ini belum pernah kami datangi, jadi dengan berjalan kaki kita memutari kawasan ini dan ternyata tau-tau tiba di pasar Bugis yang sudah familiar. Memang lebih banyak bangunan yang bagus di sekitar hotel ini seperti National Library, Singapore Art Museum, Raffles Hotel yang bergaya kolonial. Sungguh kawasan yang menyenangkan....


Malam ini istirahat berkualitas, besok kita akan piknik ke Jurong Bird Park.. Lanjutan ceritanya ada di 2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 5 dari 5

@4t1d









2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 3 dari 5

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 3 dari 5
TAHUN BARUAN DI KUALA LUMPUR, PESTA KEMBANG API DI KAMAR HOTEL SAJA...


Sarapan di Malaka di hotel Sterling menyenangkan dan enak rasanya. Walaupun ruang restoran-nya kecil dan terletak di lantai 2, namun karena tertata rapi, dan makanan yang disediakan walaupun sedikit, namun lengkap dan menarik. A good breakfast is always good to start a good day... it's the last day of the year, so enjooooy!


Dari Malaka ke Kuala Lumpur tidak terasa perjalanannya, karena di mobil sewaan kita tidur. Kita tiba di hotel Berjaya Time Square tepat pada saat check in, dan untuk hotel berbintang 5, saat check in di hotel ini agak kurang nyaman dari sisi penampilan staff-nya. Sangat berbeda dengan hotel dengan kelas yg sama yang ada di Jakarta maupun Singapore. Hotel yang terletak di Mall Berjaya Time Square yang merupakan salah satu mall terbesar di dunia dengan fasilitas taman bermain, theme park, bowling alley, archery, dan bioskop, sudah tampak tua dan kurang elegan. Terlebih lagi karena gedungnya berwarna coklat tua, besar dan kusam.


Kita memilih hotel ini karena terletak di area Bukit Bintang yang tersohor dengan mall-mall dan pusat perbelanjaan yang mewah. Hotel ini selain bagus review-nya juga ditengarai mudah akses-nya kemana-mana, dan betul mudah karena di sisi kiri hotel ada stasiun Monorel dan LRT yang cukup besar. Mall -nya sendiri amat ramai, namun tidak banyak branded store dan agak terlalu ramai, sehingga kesannya seperti Mall Mangga Dua di Jakarta. Yang menguntungkan ada food court yang sangat luas dan harganya cukup kompetitif, sehingga kita bisa cari makanan apapun yang kita suka. Bahkan saat makan malam, secara tak sengaja kita menemukan restoran jepang yang fancy dan enaaak sekali, namanya Tokyo Kitchen. We are so lucky menutup tahun dengan dinner yang enaaak....


Sesungguhnya kita sudah pernah tahun baruan di Malaysia di tengah lautan manusia di KLCC taman Suria di tempat pusat kembang api dinyalakan. Maka tahun ini kita sepakat untuk mencari suasana lain dan ingin ke Bukit Bintang yang katanya akan ramai juga dengan "perang busa" saat pergantian tahun. Namun setelah kita makan malam di restoran yang nikmat, perut kenyang dan badan capek, jadilah kita putuskan untuk tahun baruan di kamar hotel yang kebetulan menghadap ke Menara Petronas di mana di situ digelar pesta kembang api saat pergantian tahun.

Selain itu putra sulung kita mau nonton TV siaran langsung Tabligh Akbar dengan tajuk KL BERSHOLAWAT, dari Dataran Merdeka dipimpin ulama besar dari Indonesia, Habib Syeikh bin Abdul Qodir dari Solo. Bangganya luar biasa melihat jumlah jamaahnya ribuan orang.
Berbekal Pizza 2 loyang dan teh hangat manis buatan sendiri, kita lewati tahun 2015 dan menyongsong tahun yang baru dengan berpelukan di lantai 17 hotel Berjaya Time Square.. Subbhanallah... Alhamdulillah.


Selamat datang tahun yang baru. Semoga penuh berkah dan kebaikan bagi kita semua.

@4t1d

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 2 dari 5

2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 2 dari 5
SEHARI DI MALAKA KOTA BUDAYA WARISAN DUNIA

Kita memilih kota Malaka sebagai tujuan pertama di trip kali ini karena jaraknya yang hanya 150-an km dari KLIA, bandara di mana kita mendarat dari Jakarta. Jadi dengan mobil bisa ditempuh dalam tempo 2 jam. Kota ini dikenal sebagai kota budaya dan dinobatkan sebagai World Heritage Town oleh UNESCO pada tahun 2008, jadi pastinya ada banyak hal menarik yang bisa dilihat di sini.

Ketibaan atau Arrival Lounge di KLIA yang bersih luas dan nyaman

Kita tiba di Bandara KLIA pk. 11:45 dan supir jemputan dari mobil sewaan sudah tiba dan kita langsung menuju Malaka. Biaya sewa Van KLIA ke Malaka adalah RM400. Bila naik bus dan masih harus jalan ke terminal membawa koper dan tidak diantar sampai di depan hotel, biayanya rata-rata RM21,9 per orang atau RM109. Bila tak mau repot sewa van adalah pilihan yang nyaman, namun bila budget terbatas, maka naik bus-pun amat mudah. Letak Malaka adalah di sebelah Selatan arah tenggara dari Kuala Lumpur. Perjalanan melalui highway lancar dan tidak ada macet sedikitpun. Namun ketika memasuki kota, mulai terasa jalan menyempit dan traffic agak padat.

Karena letak Malaka ini di Selatan Kuala Lumpur, bila merencanakan roadtrip dari Malaysia ke Singapura, seharusnya bukan ke Malaka dulu karena nanti saat akan ke Singapore dari Kuala Lumpur kita akan melewati kota ini lagi. Jadi agar lebih efisien dan tidak bolak-balik rutenya lebih baik Kuala Lumpur - Malaka - Johor Bahru - Singapura, atau sebaliknya. Ini apabila tidak ke negara bagian Malaysia lain-nya seperti Penang yang agak jauh di utara atau kota-kota lainnya.


Letak hotel kita, Hotel Sterling Boutique Hotel, agak di luar area berbangunan merah, tetapi masih sangat dekat dengan Sungai Melaka. Patokan ini penting karena hampir semua yang menarik di Malaka berpusat di tepi sungai ini, untuk menuju pusat kota hanya perlu 5 menit jalan kaki. Untuk berlibur di Malaka apabila hanya 1 hari, tidak perlu sewa mobil. Hampir semua tempat bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Orientasi arah juga tidak membingungkan karena saya berpatokan pada Sungai Malaka. Pusat budaya di sini adalah di area STADHUYST yang ditandai dengan bangunan tua berwarna merah. Di depan gedung tua yang katanya bekas pengadilan ini, terdapat area yang cukup luas dengan kolam air mancur. Area seperti ini di kota-kota lain dikenal sebagai alun-alun.

Sungai Malaka sebagai pusat nadi kota sejak jaman dulu hingga kini

Setelah makan siang di restoran India yang ada di persimpangan jalan utama dengan beralaskan daun pisang dan porsi yang luarbiasa besarnya, kita mulai perjalanan menyusuri pusat kota Malaka. Ohiya makan besar ber-5 di restoran India itu hanya RM71 atas sekitar 255ribu rupiah termasuk minum. Pemandangan kota di sekitar sungai indah dan bersih, ada beberapa pilihan museum tersebar di beberapa tempat, menyimpan sejarah percampuran budaya Portugis, Melayu, Cina, Inggris dan Belanda yang terasa kental di setiap sudut kota.


Tempat-tempat yang kami kunjungi dalam sekali putaran berjalan santai adalah Gedung Stadhuys, Christ Church, Victoria Fountain, St Paul's Hill yang ada di satu lokasi yang dikenal dengan nama Red Square, menyeberang sedikit ke arah utara kita menemui Maritime Museum, Kapal Tua yang seperti karam di tengah kota, Kincir Air besar dan lokasi Fort Malaka dengan meriam-meriam kuno-nya. Terus sedikit seharusnya kita naik ke menara Taming Sari untuk melihat seluruh kota dari ketinggian, tapi karena cuaca panas menyengat siang itu, kita memilih menaiki kapal untuk menyusuri Sungai Melaka dan melihat-lihat jajaran gedung, cafe, restaurant, hotel, yang berjejer sepanjang sungai yang bersih. Naik kapal ini biayanya cukup mahal RM170 untuk ber-5, jadi seorangnya harus mengeluarkan uang sekitar 125ribu rupiah.


Setelah mengarungi Sungai Melaka, kita menuju Jonker Walk yang terkenal dengan toko-toko dan restoran sepanjang jalan, kiri dan kanan. Suasananya ramai dan banyak turis antri membeli es cendol atau es apa saja untuk menyegarkan cuaca yang panas. Di sini kita disarankan untukk mencari makan, namun khawatir kehalalan-nya, kita kembali saja ke hotel. Untuk makan malam kita berjalan kaki ke Satay Celup A Famosa yang direkomendasikan di beberapa catatan perjalanan ke Malaka. Jaraknya ternyata dekat sekali dengan hotel. Restorannya kecil dan terbuka, sate-nya tidak dibakar, tetapi dicelup di kuah bumbu yang dimasak di tengah meja, seperti steamboat. Rasanya tidak istimewa dan tidak disediakan nasi, jadi kita makan banyaak sekali segala jenis bakso, dimsum, pangsit, somay dan segala rupa tusukan. Karena lapar sampai lupa diphoto.


Perjalanan sehari di Malaka berakhir sebelum tengah malam, di area hotel kami sudah sepi pada jam 10 malam, karena bukan area yang hidup di malam hari, namum konon di Jonker Walk yang kita lewati sore tadi, kehidupan malam baru terbit di sana. Kita lebih memilih tidur nikmat di kamar hotel yang nyaman dan luas, karena besok pagi kita akan melanjutkan trip ke Kuala Lumpur untuk tahun baruan.... yeaaay....

Lanjutan ceritanya di 2016 : JAN 2016 TRIP TAHUN BARU 2016 - MALAKA - KL - SINGAPURA, part 3 dari 5...

@4t1d